RELUNG.ID — Empat wanita panggilan di Ogan Ilir (OI) digelandang ke kantor Satpol PP. Mereka terciduk menjual jasa ‘main’ di siang bolong via aplikasi MiChat.
Dalam informasi yang dihimpun, penggerebekan digelar Satpol PP OI di sebuah rumah kos, Perumahan TPI Indralaya Raya, Kecamatan Indralaya.
“Benar, tadi siang sekitar pukul 13.00 WIB, kita mengamankan empat orang wanita panggilan di sebuah kos di wilayah tersebut,” kata Kabid Penegakan Perundang-undangan Satpol PP OI, Kurniawan, Jumat (19/4/2024).
Menurut Kurniawan, para wanita panggilan itu tidak jera. Padahal sebelumnya, tempat tersebut sudah pernah kena razia.
“Sebelumnya kita sudah pernah merazia kos yang sama. Dan pada razia kali ini ada wanita panggilan yang pernah kami amankan dan sekarang diamankan lagi,” imbuhnya.
Sebelum melakukan penggerebekan, kata Kurniawan, tim lebih dulu melakukan pengintaian. Bahkan ada juga petugas yang berpura-pura memesan jasa wanita panggilan via aplikasi MiChat.
“Untuk membongkarnya, ada tim kita yang melakukan penyamaran sebagai pria hidung belang yang memesan jasa mereka itu,” tambahnya.
Saat razia berlangsung, salah satu dari empat wanita itu sempat melawan petugas. Ia menolak keras untuk digelandang ke kantor Satpol PP.
“Walaupun begitu mereka tetap kita amankan karena kita juga tentunya melibatkan petugas wanita dalam razia tersebut,” kata Kurniawan.
Menurut Kurniawan, aksi PSK tersebut melanggar Perda OI Nomor 9 Tahun 2021 tentang ketertiban umum. Terlebih, setiap akhir pekan rumah kos itu kerap memutar musik dengan suara kencang, dan meresahkan warga sekitar.
Para wanita panggilan akan didata dan dibina serta diminta menandatangani surat perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatan serupa. Sedangkan pemilik kos akan diberi peringatan pertama (SP1), karena memfasilitasi praktik prostitusi.
“Kami akan panggil pemilik kos tersebut. Kami akan koordinasi dengan Kasatpol PP terlebih dahulu,” jelasnya.
Warga sekitar, Warto yang menyaksikan penggerebekan itu berterima kasih karena sudah lama resah. Warga sudah kerap melapor namun selalu berulang dan seperti kucing-kucingan.
“Dilaporkan tapi begitu lagi, berulang lagi. Kebanyakan datang hilang, datang hilang. Setelah razia menghilang, ada lagi yang baru,” kata Warto.
Warto menduga PSK tersebut bukan dari Indralaya. Karena menurutnya, warga di perumahan tak ada yang mengenali mereka.
“Seperti mereka ini pendatang bukan warga sini. Karena warga di sini satupun tak ada yang kenal. Itu awalnya kan kosan untuk pelajaran, tapi malah disalahgunakan sama pemiliknya,” ungkapnya. [RG]